The Outsider; Lelaki yang Dihukum Mati Karena tidak Menangis di Pemakaman Ibunya

Albert Camus
The Outsider


The Outsider sebuah karya kontemporer yang lahir dari seorang filsuf dan penulis beraliran Absurditas, Albert Camus, lelaki kelahiran Aljazair 7 November 1913. Buku setebal 164 halaman merupakan buku cetakan ke-V yang diterbitkan oleh Ecosystem dengan nomor ISBN 978-602-1527-53-5.
Bagi saya, tulisan Albert Camus dalam buku ini sangat menarik. Bukan hanya karena gaya penuturannya yang minim percakapan hingga memberi kesan berkelas. Namun juga, karena alur ceritanya yang sedikit unik. Bagaimana penulis membentuk sosok Meursault sebagai laki-laki biasa dengan pola pikir yang tidak muluk-muluk dan lebih ke arah jujur dengan keadaan. Ia merupakan laki-laki yang tidak ingin menyembunyikan perasaannya, seperti apa yang dikatakan oleh penulisnya dalam penutup buku tersebut. Kejujuran dan keterusterangan yang acapkali dianggap nyeleneh walau benar, tentu saja menjadi gangguan bagi orang-orang disekitarnya yang memiliki pikiran tidak sesuai dengannya.
Seperti kalimat yang dilontarkan Meursault ketika Marie memintanya untuk menikahinya, ia menjawab tidak keberatan menikahi Marie. Dan, lagi wanita itu bertanya apa dia mencintainya? Laki-laki itu pun berkata bahwa itu tidak berarti apa pun, tapi dia mungkin tidak begitu.
Tentu saja Marie mengejarnya lagi dengan pertanyaan, mengapa ia mau menikahinya? Dan laki-laki itu pun menjawab bahwa hal itu bukan masalah dan mungkin bila ada wanita lain yang mengajaknya menikah, ia pun akan melakukan hal yang sama jika wanita itu memiliki hubungan dengannya.
Meursault tampaknya hanya berusaha bicara apa adanya, seperti apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Seperti halnya ia tidak tertarik untuk merubah hidupnya. Karena baginya, seseorang tidak bisa merubah hidup dalam hal apa pun. Hidup seseorang itu sama baiknya dengan hidup orang lain dan ia bukan sama sekali tak puas dengan kehidupan di sini.
Namun, akhirnya ia memang akan mengalami hal nahas, ketika dia ditangkap karena membunuh pria Arab dengan melepaskan beberapa kali tembakan ke tubuh pria itu. Disitulah kejujurannya membuat banyak orang merasa murka. Bahkan, karena terlalu terbukanya ia bicara, sang pengacara pun membungkam mulutnya seolah ia akan berhasil mengeluarkannya dari segala tuduhan jika Meursault diam. Namun, ada banyak tuduhan yang tidak masuk logika hingga membuat mereka percaya, jika laki-laki itu sesungguhnya adalah pembunuh berdarah dingin. Yaitu dikarenakan dia tidak menangis di hari pemakaman ibunya. Bahwa, sehari setelah pemakaman ibunya, ia diketahui berenang di pantai dan menonton film dengan kekasihnya. Mereka melakukan justifikasi tanpa menerima segala alasan, karena menurut masyarakat perbuatan itu tidak bisa dibenarkan. Seharusnya kamu menangis ketika ibumu dimakamkan. Seharusnya kamu berkabung dalam beberapa hari, alih-alih pergi berenang ke pantai dan menonton film.
Tidak semua orang bisa membagi ekspresi diri, namun dalam hal ini salah jika kamu tidak mengikuti aturan main orang kebanyakan. Dalam hal ini, Meursault harus menerima takdirnya di hukum mati tanpa tahu di mana kesalahan yang memberatkannya. Apakah karena tidak menangis di pemakaman ibunya, pergi menonton, dan berenang bisa membuatnya menjadi seorang psikopat? Kebenaran ditutupi oleh persepsi Hakim, Jaksa, dan pengacara tanpa memahami fakta.
Bagi penulis yang mengungkapkan sisi kebenaran, Meursault adalah laki-laki itu tidak mengikuti permainannya. Ia menolak untuk berdusta. Berdusta bukan hanya bicara tentang sesuatu yang tidak benar, namun dalam kenyataannya, ia bicara lebih dari apa yang benar dan dalam perkara hati manusia. Meursault mengatakan lebih dari apa yang dirasakan untuk membuat hidupnya lebih sederhana. Namun, bukan bagi mereka. Justru hidup tidak sederhana jika kamu berpikir demikian.
Ketika saya membaca buku ini, saya pun jatuh dalam perenungan sebagai pembaca yang memahami kisahnya secara utuh. Meursault lelaki yang bicara seperlunya bahkan cenderung tidak banyak bicara. Namun, ia mampu menjadi pendengar yang baik bagi mereka yang ingin bercerita padanya. Laki-laki dengan pergaulan yang luas dan hidup dengan keinginannya; tidak ada yang salah, ia pergi ke pantai karena cuaca panas, menonton karena seseorang mengajaknya, minum kopi putih dan merokok di hari kematian ibunya karena diberi oleh pemilik panti. Ia memasukan ibunya ke panti karena tidak memiliki cukup uang untuk menyewa perawat agar mengurus ibunya. Ia bisa bertetangga dengan baik dan hidup di antara teman-teman yang memberikan dukungan padanya. Tidak ada yang salah!
Tapi, nyatanya ketika seseorang dalam kehidupan sehari-hari berupaya menjadi Meursault maka hidup mereka bisa saja berakhir dengan sia-sia. Beberapa kelompok bertikai hanya untuk mempertahankan versi kebenarannya sendiri, walaupun banyak hal yang sebenarnya salah. Namun, bagaimana dan di mana kamu berdiri ikuti permainan yang mereka mainkan. Tak peduli seaneh atau seabsurd apa pun. Tentu saja agar hidupmu aman dan jalanmu nyaman. Atau Anda ingin hidup seperti jagoan di buku ini? Maka bisa saja Anda akan berakhir di tiang gantungan atau menjadi bulan-bulanan keadaan.

Tinggalkan komentar